Ada 6 Faktor yang Menjadi Perbedaan Food Blogger dan Food Vlogger, Apa Saja?
Ada perumpamaan yang bilang hidup untuk makan, atau justru makan untuk hidup. Intinya, makan adalah kebutuhan setiap manusia. Mungkin hal inilah pula yang membuat banyak orang menjadi foodies. Tahukah kamu apa itu foodie?
Menurut Kamus Cambridge, bahasa Inggrisnya orang yang memiliki kesukaan lebih pada makanan adalah “foodies”. Awalnya, kata tersebut terdiri dari dua suku yang berupa “food” dan “ie” yang artinya menyatakan kegemaran akan sesuatu.
Tidak hanya di masa lalu, namun saat ini pun ada banyak sekali orang yang suka akan makanan. Pasalnya, jenis makanan dan minuman semakin berkembang. Kendati demikian, tak mudah untuk selalu mencoba menu cuisine baru.
Masalah ini pun menjadi alasan mengapa di masa sekarang ada orang yang menjadi food blogger dan food vlogger. Keduanya terkesan mirip karena sama-sama menggunakan kata “food”, tapi sebenarnya keduanya berbeda.
Apabila kamu termasuk orang yang belum tahu apa perbedaan food blogger dan food vlogger, artikel ini akan membantumu memahami istilah tersebut. Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera simak penjelasan di bawah!
Daftar Isi
Definisi
Arti food vlogger adalah orang yang memberi ulasan (English-review) atas makanan dan minuman melalui video. Sementara itu, food blogger artinya orang yang suka menulis pengalaman mengonsumsi menu baru termasuk makanan berat hingga cemilan melalui tulisan.
Kendati pengertian keduanya berbeda, tujuan utama dari kedua profesi ini sama. Tujuan tersebut adalah untuk membagikan pengalaman telah mengonsumsi cuisine terbaru secara jujur, sehingga orang tertarik untuk mencoba menu yang sama.
Bentuk Konten
Seperti namanya, vlogger atau video dan blogger membuat konten review dalam bentuk audio dan video. Bagi beberapa orang, konten ini jauh lebih menggiurkan karena penonton bisa melihat visual dari menu yang sedang diulas.
Selain itu, penjelasan dari vlogger jauh lebih mudah dipahami walau hanya sekali melihat. Pasalnya, mereka menggunakan kata-kata yang lebih singkat seperti “creamy”, “juicy”, “crunchy”, “savory”, “chewy”, dan lain-lain.
Sebaliknya, konten yang dibuat oleh blogger berupa tulisan dan foto. Kamu dapat membaca setiap penjelasan dan rasa dari setiap menu lebih kompleks karena biasanya tulisan bisa menjelaskan secara rinci.
Kata-kata yang digunakan juga terkadang lebih implisit. Kamu akan mendapati kata seperti “sangat empuk”, “asem namun masih bisa diterima lidah”, dan “saking lezatnya seperti membawa diri ke langit ketujuh”.
Kedua influencer ini memang memiliki ciri khas masing-masing. Untuk mereka yang suka meromantisasi makanan karena sangat suka, membaca tulisan akan lebih cocok. Sementara orang yang kesusahan memahami informasi bisa jadi lebih suka food vlogger.
Fokus Konten
Setiap konten pasti memiliki inti, baik yang tersurat maupun tersirat. Jika dilihat secara mendalam, fokus konten blogger ada pada penulisan artikel. Kamu hanya bisa membaca tulisan dan melihat foto yang tertaut agar tahu penjelasan rasa yang dimaksud.
Kendati demikian, etika penulisan yang blogger buat juga tidak sederhana. Mereka akan memastikan bahwa konten tersebut berkualitas dan layak untuk diunggah. Dengan begitu, akan ada banyak orang yang tertarik untuk membaca.
Sementara fokus konten vlogger ada pada semenarik apa video yang mereka tawarkan. Umumnya, mereka akan memastikan hasil rekaman bagus, jernih, dan bisa merekam keseluruhan menu yang ingin mereka ulas.
Mereka juga akan menambahkan berbagai efek maupun musik. Beberapa bahkan menggunakan suara mereka sendiri agar video tidak membosankan. Ada pula yang lebih ekstra, memberikan subtitle (bahasa Indonesia-sulih teks) agar memudahkan pada tunarungu untuk memahami isi video.
Platform
Mari beralih ke platform yang digunakan para influencer makanan ini. Vlogger, yang fokus pada vlog menyasar pada media sosial yang bisa menerima unggahan berupa video.
Kebanyakan mengunggah video dengan durasi panjang di YouTube. Sementara yang membuat video pendek sekitar 1 hingga 5 menit lebih percaya pada platform lain, contohnya TikTok dan Instagram.
Para blogger yang fokus pada tulisan hanya menggunakan blog. Best platform yang juga terkenal untuk urusan konten makanan enak bisa kamu temui di WordPress, tumblr, hingga Medium.
Ingatlah bahwa penjelasan yang mudah dipahami bisa kamu lihat dari konten vlogger. Sementara si lawan, blogger memakai kata yang lebih kompleks untuk menjelaskan rasa kuliner yang dimakan.
Perlengkapan Membuat Konten
Tak peduli objek makanan yang sedang influencer review, perlengkapan yang blogger dan vlogger butuhkan sudah pasti berbeda. Jika tidak percaya, coba perhatikan penjelasan di bawah!
Andai kata keduanya membuat ulasan tentang daging bakso yang viral di Bandung. Blogger akan membutuhkan kamera, entah dari HP maupun kamera digital, dan alat tulis. Beberapa mungkin lebih suka menulis di kertas, yang lain memakai notes di HP.
Sementara vlogger pasti ingin memprioritaskan visual sehingga membutuhkan media yang bisa merekam video, baik berupa gawai maupun kamera. Mereka juga membutuhkan microphone khusus yang dapat merekam suara.
Semakin jernih suara dan visual yang dihasilkan, semakin audiens bisa merasakan makanan yang sedang diulas. Memakai mic adalah cara vlogger untuk membuktikan bahwa makanan terasa crunch atau gurih, kenyal, hingga moist atau lembut.
Kendati bisa memberi deskripsi, untuk rasa seperti hambar (bland) atau enak hanya bisa dijelaskan melalui kata-kata. Biasanya, mereka akan menggunakan kata dan sinonimnya. Seperti crispy dengan renyah.
Mereka akan mengucapkan kata yang paling bisa mendeskripsikan makanan tersebut. Dengan demikian, audiens akan merasa lebih tertarik akan makanan yang diulas.
Interaksi dengan Penggemar
Platform saja berbeda, tidak mungkin interaksi dengan penggemar sama. Para penggemar food vlogger biasa menghiasi konten idolanya melalui komentar, likes, dan repost.
Sementara penggemar food blogger hanya bisa meninggalkan komentar di setiap artikel review makanan. Itulah perbedaan food vlogger dan food blogger yang terakhir.
Pertanyaan Terkait
Apa beda blogger dan vlogger?
Beda vlogger dan blogger yang utama adalah konten yang diunggah. Vlogger berupa video, sedangkan konten blogger berupa tulisan.
Apa yang dimaksud dengan food blogger?
Food blogger adalah orang yang memiliki hobi maupun pekerjaan untuk mengulas makanan dan minuman melalui tulisan dan mengunggah ulasan tersebut di platform web.
Apa tugas food vlogger?
Tugas utama food vlogger adalah untuk mengulas makanan dan minuman tanpa melebih-lebihkan, sehingga harus mengutamakan kejujuran.
Sekarang, kamu sudah pasti paham apa saja perbedaan food blogger dan food vlogger. Kedua profesi ini terlihat mirip karena sama-sama mengulas makanan, tapi tetap saja keduanya memiliki perbedaan.
Walau begitu, review yang mereka berikan sangat berguna bagi para fanatik makanan, terutama yang sedang viral. Kalau kamu, lebih suka review dari blogger atau vlogger?